Pendahuluan
Biografi Penulis
Murakami Haruki lahir di Kyoto pada 13 Januari 1949 tetapi banyak menghabiskan masa kecilnya di Kobe. Sejak kecil Murakami sangat menggemari dan menyukai karya sastra Barat, terutama musik dan karya sastranya. Ia tumbuh dengan banyak membaca karya besar dari Kurt Vonnegut dan Richard Bautigan dan ia juga sering kali membeda-bedakan (mengomparasi) antara penulis Jepang dengan penulis Barat yang ia gemari. Kesusasteraan Jepang banyak menaruh tekanan pada bahasa yang indah, dimana dengan gaya bahasa itu akan menghasilkan kekakuan, komposisi yang dibatasi, sedangkan gaya Murakami sendiri relatif bebas, cair dan mengalir.
Murakami kuliah di Universitas Waseda, Tokyo mengambil jurusan Teater di Fakultas Seni. Di mana ia juga bertemu wanita yang kini menjadi istrinya, Yoko. Ia pertama kali bekerja di toko musik seperti yang digambarkan pada tokoh dalam karakter utama dalam Norwegian Wood, Toru Watanabe. Sebelum Murakami menyelesaikan studinya ia membuka sebuah bar dengan nuansa jazz bernama “Petercat” di Kokubunji, Tokyo yang ia jalankan dari tahun 1974 sampai tahun 1982.
Banyak dari karyanya kental dengan unsur musikal dan judul lagunya juga banyak yang muncul sebagai judul tulisannya. Seperti Dance, dance, dance (Steve Miller Band), Norwegian Wood (The Beatles), South of the Border, West of the Sun (Nat King Cole) yang kemudian menjadi judul dalam karyanya.
Karya fiksi Murakami, yang sering dikritik sebagai karya sastra pop oleh penerbit Jepang, sangat surealis dicampur sedikit bumbu humor, dan pada saat yang bersamaan menggambarkan nilai esensial, pelenggangan, kesendirian dan cinta yang semu dimana karyanya itu berhasil menyentuh pembaca di Amerika dan Eropa, begitu juga dengan Asia. Pada dasarnya, gaya penulisan Murakami sering kali dikritisi karena karyanya melukiskan obsesi Negara Jepang yang kapitalis. Berdasarkan karyanya ia juga dapat menangkap jiwa generasi muda yang semu dan hampa. Ia juga bisa menggali efek negatif mentalitas orang-orang yang terlalu didominasi oleh pekerjaan. Karyanya mengeritik dan membahas penurunan nilai manusia dan hilangnya hubungan antara manusia dengan manusia dalam masyarakat kapitalis Jepang.
Analisis
Ciri Khas Tulisan Murakami Haruki
納屋を焼く (Burning Barn) merupakan salah satu judul cerita pendek dalam kumpulan cerita pendek Haruki Murakami berjudul 像を生滅 (The Elephant Vanishes) yang terbit tahun 1985. 納屋を焼く menceritakan tentang kehidupan僕 yang kemudian diisi oleh kehadiran彼女 sebagai teman dekatnya dan terasa lebih komplek lagi dengan hadirnya彼 sebagai pacarnya彼女. Plot cerita bertambah menarik karena彼 ini mempunyai sifat kedirian yang aneh dan cara berpikir yang tidak normal namun bisa dikatakan relevan dan bersifat realitas. Ia mempunyai pandangan tersendiri, suatu pandangan yang tidak bisa ditemukan pada orang biasa, pandangan yang digambarkan pengarang dengan penyimbolan terhadap sesuatu, metafora.
Murakami Haruki hadir dengan karyanya yang kental dan khas dengan unsur metafora, simbolis. Sehingga pembaca akan mereka-reka dan mencoba menginterpretasikan apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Tentunya pembaca yang ingin tahu pemaknaannya ini akan membaca karyanya sampai habis karena pastinya pembaca takkan bisa memaknai apabila apa yang ingin dijelaskan penulis sebelum dibacanya sampai tuntas.
Metafora dalam納屋を焼く terdapat dalam kemunculan tokoh Great Gatsby, novel karangan Francis Scott Key Fitzgerald yang terbit pada tahun 1925. Cuplikan tersebut dapat dilihat pada halaman 58.
Maru de Gatsby da ne…
“ seperti Gatsby ya…”
僕 menyimbolkan彼 dengan tokoh Great Gatsby. Dalam novel tersebut Gatsby adalah orang kaya yang berselera tinggi dengan barang mewah dan segala pembawaan dirinya. 彼
yang digambarkan sebagai sosok yang berselera tinggi, mempunyai ciri khas, tingkah laku/pembawaan yang kelihatan berkelas, ditambah lagi dengan barang pribadi, cara berpakaian dan mobil sport yang menggambarkan bahwa ia seorang yang kaya raya dengah kehidupan glamour. Begitu pertama kali彼女 bercerita tentang彼, 僕 langsung membayangkan pencitraan diri彼 ke tokoh Gatsby ini.
Ciri khas lainnya terdapat pada gaya tulisan terjemahan yang dipengaruhi oleh sastra Barat. Hal ini disebabkan karena Murakami seringkali menerjemahkan karya sastra Barat ke dalam Bahasa Jepang. Contohnya dapat dilihat pada penggunaan dan penamaaan kataボイ・フレンド(Boyfriend) danガール・フレンド(Girlfriend) yang digunakan oleh Murakami dan kebanyakan masyarakat Jepang. Pemaknaannya berbeda dengan sebutan彼女 ataupun dengan hubungan yang lebih dekat恋人. Pemaknaan彼女berbeda artinya dengan girlfriend dengan pemaknaan Barat (benar-benar sangat berbeda).
Dalam makna Barat girlfriend diartikan sebagai pacar dengan artian wanita/laki-laki yang memiliki hubungan dekat secara langsung dan intim. Namun, dalam pemaknaan masyarakat Jepang, ガール・フレンドdisini sangat berbeda artinya yaitu diartikan sebagai teman yang memiliki hubungan dekat namun tidak dekat secara intim. Makna girlfriend dalam pemaknaan Barat lebih cocok dengan kata恋人 dalam Bahasa Jepang.
Dalam halaman 57 baris ke 5 terdapat percakapan antara僕 dan彼 yaitu:
「お会いできて嬉しかったです」と彼は僕に向かって申しわけなさそうに言った。
「こちらこそ」と僕も言った。
“senang sekali bertemu lagi dengan anda”, ucap Dia dengan nada yang kelihatan tulus ke arahku.
“sama sama”, sahutku.
Penggunaan こちらこそ oleh 僕 dipengaruhi oleh gaya sastra Barat yang selalu mengucapkan “you’re welcome” atau “terima kasih kembali” setelah lawan bicara mengucapkan terima kasih dengan rasa tulus. Dalam masyarakat Jepang pada umumnya bagi orang yang sudah merasa dekat atau kepada orang dekat dengan pengucapan seperti itu maka akan dirasakan kaku seperti serasa ada batas diantara keduanya. Biasanya kalau berhubungan dekat dengan menggunakan kata はい (ya) atau ああ、僕も (ya, saya juga).
Dalam novel ini juga banyak digunakan nama masakan yang dirasakan sangat mewah dan kebarat-baratan apabila diukur pada masa itu. Contohnya dapat dilihat pada halaman 60, nama beberapa makanan mewah yang muncul yaitu:
ロースト・ビープ・サンドウィッチ Roast Beef Sandwich
サラダ・スモーク・サーモン Smoke Salmon and Salad
ブルーベリー・アイスクリム Blueberry Ice Cream
良い白ワイン White Wine
( in good taste and good quality brand)
Dengan memunculkan nama makanan mewah pada novel ini dan jika dibandingkan pada masa itu terasa sekali ciri khas tulisan Murakami yang kemewahan dan ala Baratnya. Biasanya orang yang mengonsumsi makanan seperti itu berada pada golongan yang lebih tinggi dan condong kepada orang yang berada.
Dalam cerpen ini juga muncul judul lagu dan musisi era 70-an dan 80-an yang sangat khas ala Murakami. Seperti kemunculan Nat King Cole, Fred Astea, Bing Crosby, dan juga beberapa lagu instrumen seperti serenade alat musik gesek, Chekovsky.
Tema dalam Novel納屋を焼く(Burning Barn)
Ciri khas Murakami dalam karyanya yaitu mengetengahkan tema yang universal kepada khalayak pembaca yang menurutnya tidak terbatas. Dalam artian tema yang dihadirkan tidak hanya terpaku dan terdapat pada lingkup masyarakat Jepang saja tetapi tema yang banyak terjadi di seluruh Dunia pada umumnya. Sehingga karya yang dihasilkan bisa dinikmati bukan oleh segelintir orang tapi oleh seluruh orang. Ciri khas ini sama dengan ciri khas sastra Barat yang juga mengetengahkan tema bersifat universal dan umum.
Tema dalam novel ini yaitu tentang kehidupan keseharian manusia pada umumnya yang disertai kejadian dan permasalahan yang realitas. Dalam novel ini, yaitu kehidupan yang dijalani oleh僕 sebagai tokoh utama. Kehidupan ini kemudian diwarnai oleh kedatangan tokoh彼女 yang memberikan warna tersendiri. Setelah itu datang pula tokoh彼
(kekasih彼女) yang berkepribadian komplek yang membuat kehidupan僕 makin ramai oleh warna.
Makna Naya wo Yaku dalam novel「納屋を焼く」Murakami Haruki
Kata納屋terbentuk dari dua kanji yaitu kanji 納 (ナ、ノ、ト、おさめる) berarti memanen, memasok, menyimpan dan kanji 屋 (や) berarti tempat. Kata Yaku sendiri merupakan sebuah kata kerja yaitu membakar. Ditambah partikel を sebagai penunjuk objek. Secara keseluruhan, dapat diartikan sebagai (melakukan) membakar bangsal/gudang/lumbung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) padanan kata gudang ini yaitu kata benda, rumah atau bangsal tempat menyimpan barang.
Namun menurut saya, 納屋disini bukan mengacu kepada gudang atau bangsal tempat penyimpanan pada umumnya. Gudang disini mengacu kepada tempat yang berada dalam diri manusia itu sendiri. Tentunya dalam diri manusia itu ada tempat yang dijadikan tempat untuk menyimpan kenangan masa lalu, pengalaman, tempat tersimpan rapi kejadian pahit manisnya kehidupan. Juga tempat yang membutuhkan pasokan akan cinta; kasih sayang, bahkan kesedihan.
Diibaratkan dengan sebuah gudang, hal ini mungkin disebabkan oleh sifat alami dari kata gudang tersebut yang kemudian dijadikan simbol oleh Murakami sebagai suatu tempat yang dijadikan untuk menyimpan dan memasok barang ataupun sesuatu. Barang disini diartikan sebagai “kejadian” yang telah dialami subjek itu sendiri.
焼く(yaku) sendiri merupakan kata kerja yang berarti membakar. Dalam konteks membakar disini bukan mengacu kepada kegiatan membakar secara normal tetapi menghapus, menghilangkan kejadian yang dirasakan menjadi pengganjal, membuat merasa tidak nyaman dan merasa risih.
Dalam novel dapat dilihat ketika tokoh utama 僕 bercakap-cakap dengan 彼 di dalam rumahnya bersama 彼女 yang sudah tertidur pulas. Ketika 僕 sedang teringat tentang festival kesenian dan pementasan ketika Sekolah Dasar dahulu, ketika ia pada waktu itu mendapat peran Penjual Sarung Tangan, peran yang Antagonis. Dalam cerita itu terdapat kejadian ketika datang seekor anak rubah yang mau membeli sarung tangan untuk ibunya, namun ditolak karena uang yang dibawa benar-benar tidak mencukupi. Padahal ironisnya, ibunya yang tengah kedinginan tengah sekarat dan sangat membutuhkan sarung tangan tersebut. Dengan ucapan dingin penjual sarung tangan menolak untuk memberikannya.
Terdapat dalam kutipan pada halaman 63 yaitu:
・・・
「でもお母さんがすごく寒かってるんです。あかぎれもできてるんです」と子狐は言う。
「いや、駄目だね。お金をためて出なおしておいで。そうすれば
「時々納屋を焼くんです」
と彼が言った。
Ketika 僕 sedang memikirkan perannya yang antagonis yang tak bisa ia lupakan. Peran yang 僕 perankan benar-benar membuat bekas yang tersimpan dan sulit dihilangkan dalam dirinya. Tepat ketika ia sampai pada puncak lamunannya 彼 mengucapkan satu kalimat yang sebenarnya kunci dalam pemaknaan metafora yang dibuat oleh Murakami. Kata itu sebenarnya jawaban untuk 僕 namun karena 僕 tidak sadar dan berada dalam dokodemonai basho ini ia tidak mendengar dengan jelas akan perkataan 彼.
Simpulan
Karya Murakami yang sarat dengan ciri khas dalam karyanya kali ini mengetengahkan tema yang lagi-lagi bisa dibilang sangat universal. Kisah yang menceritakan tentang kehidupan yang dijalani 僕 yang diwarnai oleh tokoh lain yang memberi warna sehingga plot cerita dirasakan alami seperti dalam kehidupan sehari-hari. Mengalir dan bebas seperti karya Murakami terdahulu.
Penggunaan judul lagu dan musisi era 70-an dan 80-an yang muncul dalam novel seperti ini juga muncul dalam karya Scott Key Fitzgerald dalam era “Jazz Age” yang mencirikan penggunaan musik dan musisi jazz sebagai pencitraan dan ciri khas terhadap karya yang disampaikan kepada pembaca.
Penggunaan unsur metafora juga digunakan dalam novel ini, terasa sangat menyatu dan melekat maknanya dengan plot dan tema yang dibentuk oleh penulis. Menurut saya, judul 納屋を焼く itu merupakan simbol yang diberikan dan ingin disampaikan kepada pembaca. Penyimbolan ini akan membuat para pembaca merasa penasaran akan makna dalam novel ini dan secara tidak langsung pembaca akan membaca secara habis apabila ingin memaknai apa yang ingin disampaikan. Namun, akhir novel yang dibuat menggantung ala Murakami ini membuat pembaca memikirkan dan menilai sendiri apa sebenarnya yang ingin diceritakan oleh penulis. Pembaca dipaksa untuk menelaah langsung apa sebenarnya yang ada dalam pikiran Murakami, sangat hebat.
Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga cetakan kedua. 2002. Balai Pustaka : Jakarta.
http://en.wikipedia.org/wiki/Haruki_murakami
http://en.wikipedia.org/wiki/F.Scott_fitzgerald
Teks Handout 納屋を焼(Naya wo Yaku : Burning Barn) dalam kumpulan cerpen Murakami Haruki berjudul 像を生滅 (Zoo wo Shometsu ; The Elephant Vanishes).
Minggu, 06 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar